CIKARANG PUSAT – Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengerahkan Tim Pengandalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus memantau kenaikan sejumlah harga bahan pokok secara realtime dan solusi mengantisipasinya. Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan inflasi pasca pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi.
“Jangan menunggu barang langka dulu baru kita bergerak, makanya saya langsung pimpin rapat tim TPID dan ditugaskan selanjutnya TPID diaktifkan rapatnya seminggu sekali untuk memantau instruksi dan kesepakatan yang telah dibuat,” ujar Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan setelah memimpin rapat bersama TPID di ruang rapat bupati pada Senin (03/09).
Dani menegaskan harus ada langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi, terutama mengantisipasi kenaikan sejumlah bahan pokok. Sebab, jika harga terkendali dan stok kebutuhan barang pokok cukup maka tidak akan ada panic buying di masyarakat.
“Ya sepanjang stok tersedia, masyarakat tidak akan panik, itulah yang harus kita pastikan, jangan menunggu barang langka dulu,” katanya.
Dani juga mengakui jika beberapa hari lalu seluruh bupati dan wali kota se-Indonesia dikumpulkan oleh pemerintah pusat untuk ikut berperan serta mengendalikan inflasi terkait harga kebutuhan pokok. Sebab, kondisi ekonomi global saat ini sedang mengalami ketidakpastian.
“Ternyata kondisi ekonomi global juga masih belum pasti, saat ini harga kedelai naik terus padahal kita konsumsi kedelai khususnya kebutuhan tahu dan tempe ini terbesar,” ujarnya.
Di antara jangka pendek yang dilakukan pemerintah daerah yaitu ketersediaan barang impor dan subsidi kedelai. Selain itu juga menggalakkan para petani lokal untuk dilakukan pendampingan menanam serta kepastian untuk pembeliannya.
Termasuk mengantisipasi kenaikan harga cabai kedepannya. Sebab panen raya cabai diprediksi akan berakhir pada November sehingga dikhawatirkan Desember dan seterusnya ada kelangkaan dan kenaikan harga cabai di pasaran.
“Sudah kita instruksikan langkah-langkah untuk mencari sumber-sumber cabai dari mana, supaya kita bisa melakukan pengadaan tentunya kerjasama dengan distributor-distributor,” tambahnya.
Dani juga menyiapkan langkah agar pasokan beras di Kabupaten Bekasi dipastikan cukup. Saat ini, surplus beras sudah menipis sementara panen raya padi di Kabupaten Bekasi masih lama, sehingga dibutuhkan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Di antaranya harus membentuk BUMD pangan yang memiliki fungsi seperti Bulog.
“Sehingga kebutuhan pangan di Kabupaten Bekasi dapat selalu terpenuhi,” tandasnya. (Red)