CIKARANG PUSAT – Dalam upaya mengurangi volume sampah, Pemerintah Kabupaten Bekasi akan bekerjasama dengan PT Indocement. Dari sampah yang telah diolah, Pemkab Bekasi akan menjual sampah ke produsen semen itu untuk dijadikan sumber energy bahan bakar Refused Derived Fuel (RDF).
Menurut Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan, RDF merupakan teknologi pengolagan sampah terpadu yang cocok untuk mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Bekasi. Teknologi ini akan dibangun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Burangkeng, Kecamatan Setu.
“Sampah yang sudah menjadi tumpukan di TPA Burangkeng memakan tempat dan kalau membuat TPA baru prosesnya lama. Maka ada alternatif bagaimana kalau sampah dikurangi dengan cara dimanfaatkan, dan pihak Indocement yang membutuhkan untuk dibuat bahan bakar di pabrik semen yang disebut RDF,” jelas Dani setelah menggelar rapat bersama beberapa SKPD terkait di ruang bupati pada Senin (12/09).
Dani menjelaskan, Pemkab Bekasi akan menjual sampah dalam bentuk sampah yang sudah dicacah dengan mesin. Sampah yang dicacah itu akan dikirim ke PT. Indocement. Hasilnya akan masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Saat ini, dari pihak PT. Indocement telah melakukan survey ke TPA Burangkeng untuk melihat lokasi dan volume sampahnya.
“Kemudian akan dilakukan survey kedua untuk mengetahui sample kandungan kalori dan kemampuan kita mengirimnya berapa ton perhari, dan setelah itu MoU,” ujar Dani Ramdan.
Pj Bupati Dani Ramdan juga mengakui saat ini Pemkab Bekasi terkendala dengan anggaran pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pengadaan alat pengelolaan sampahnya. Namun, Pemkab akan berusaha untuk bekerjasama dengan pihak perbankan untuk penyediaan anggarannya.
“Kita memang belum ada anggaran di DLH tapi kita bisa kerjasama lagi dengan pihak perbankan, karena ini sangat jelas mendapatkan pendapatan minimal untuk pengolahan, dan dari situ kita bisa membeli mesin dan juga tenaga kerja. Jadi tinggal percepatan untuk pembelian mesin,” katanya.
Dani juga menargetkan kerjasama Pemkab Bekasi dengan PT Indocement itu diharapkan dapat segera berjalan.
“Kemungkinan goal kerjasamanya ditargetkan dalam satu bulan harus ada MoU dan sudah ada implementasi pengangkutan sampah,” tadasnya. (Red)