CIKARANG PUSAT – Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengajak peran serta atau partisipasi masyarakat (pentahelix), yang terdiri dari dunia usaha, akademisi, komunitas, pemerintah dan media untuk bersama-sama mengurangi resiko bencana dengan membentuk wadah Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kabupaten Bekasi.
“Hanya dengan cara seperti itu bisa dilakukan resiko bencana, tidak hanya BPBD atau Damkar harus dimulai dari pribadi masing-masing, orang per orang, rumah perumah, kantor perkantor, pabrik, semua baru kita bisa,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada acara Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Tingkat Kabupaten Bekasi, di Ruang KH. Noer Alie, Lantai 4, Gedung Bupati Bekasi, pada Senin (27/06/2022).
Dani mencontohkan dalam upaya pembentukan FPRB, dapat dipelajari dan dibandingkan dari kejadian bencana tsunami yang terjadi di Aceh dengan tsunami di Jepang yang kekuatannya hampir sama tetapi angka jumlah korbannya sangat berbeda secara signifikan.
“Tetapi data korban yang meninggal di Aceh dengan di Jepang jauh sekali, di Aceh ratusan ribu, sementara di Jepang hanya ratusan orang. Kenapa? Karena di Jepang ada pengurangan risiko dari pribadi, infrastruktur, jalur evakuasi, alat keselamatan semua disiapkan,” tuturnya.
Selain itu dia juga mengungkapkan saat ini Kabupaten Bekasi, perlu memperhatikan keadaan lingkungan atau sungai yang perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mengurangi resiko bencana banjir dan bencana lainnya seperti abrasi, longsor, kebakaran dan bencana lainnya agar dapat lebih terkelola.
“Forum ini dibuat untuk itu semua. Kita bicarakan untuk membuat langkah aksi, supaya upaya yang sekarang sudah dilakukan bisa saling menguatkan,” tambahnya.
Nantinya menurut Dani, FPRB yang merupakan perwakilan dari stakeholders ini akan menjadi mitra dari BPBD dan difasilitasi penuh oleh BPBD.
“Mulai dari sekretariatnya, pertemuan-pertemuannya dan kegiatannya, itu dari BPBD,” ujarnya.
Dani juga menandaskan FPRB akan dibentuk hingga tingkat Kecamatan dan Desa di Kabupaten Bekasi sesuai dengan program Destana (desa tangguh bencana) yang sudah ada.
“Destana itu programnya, nanti tapi penggeraknya dari FPRB. Sekarang saya akan instruksikan kepala-kepala desa melalui kegiatan penanggulangan bencana, yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanggulangan jika terjadi, dan pemulihan pasca bencana,” tandasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henry Lincoln menambahkan FPRB sudah dicanangkan dengan tim formatur yang ada di tingkat Kabupaten dan akan dilanjutkan di tingkat kecamatan dan desa.
“Harapannya setiap tahun kejadian bencana pasti ada, dengan adanya forum ini indeks bencana kita berkurang. Jadi Destana dan Satuan Pendidikan tangguh bencana ini sedang kita jalankan semua. Kita harapkan nanti semua desa bisa tuntas semua,” tutupnya. (red)